Bandarmologi Saham: Siapa itu Bandar? Bagaimana Cara Bandar Menggoreng Saham?
Istilah "bandar saham" selalu muncul dan terdengar kalau anda sedang bermain saham. Tiap kali harga saham naik drastis secara tiba-tiba dalam waktu cepat atau sebaliknya, semua orang langsung menyebut bandar sebagai penyebab naiknya / rontoknya harga saham.
Yang jadi pertanyaan: Siapakah bandar saham itu? Mengapa di seminar-seminar saham sering mengajarkan topik tentang bandarmologi, maupum cara mendeteksi pergerakan bandar?
Siapakah yang disebut sebagai bandar saham?
Sebenarnya istilah bandar itu sendiri adalah market maker. Jadi, kalau anda mendengar istilah market maker itulah yang disebut dengan bandar. Singkatnya bandar saham merupakan sekelompok orang atau institusi yang memiliki modal jumbo dan kesabaran yang lebih besar dalam mentradingkan saham-saham tertentu.
Yang jelas, bandar saham tidak dilakukukan secara individual, namun dilakukan secara berkelompok untuk menggerakkan saham tertentu. Dikarenakan mereka memiliki modal besar, mereka bisa dengan mudah menggerakkan harga saham tertentu ke arah yang mereka inginkan. Itulah mengapa mereka disebut sebagai market maker, yang kalau dalam Bahasa Indonesia adalah "penggerak pasar".
Sedangkan institusi dalam hal ini biasanya adalah perusahaan sekuritas asing maupun sekuritas lokal. Kalau anda baca-baca di media online, biasanya selalu disebutkan pembeli dan penjual terbesar untuk saham A, saham B yang notabene berasal dari sekuritas lokal dan asing.
Bagaimana Cara Bandar Menggoreng Saham?
Bandar saham tidak pernah luput dari istilah goreng-menggoreng saham, karena memang itulah pekerjaan bandar saham. Bandar menggoreng saham dengan cara: Mencari pergerakan saham yang kurang likuid atau bahkan saham tidur, dan yang harganya cenderung murah (dibawah 2.000). Harga saham Rp50 sangat mudah untuk menjadi incaran bandar.
Baca juga: Belajar Ilmu Bandarmologi: Akumulasi Saham ENRG. Selain itu, saham-saham yang digoreng bandar umumnya adalah perusahaan yang sedang bermasalah, fundamentalnya kurang bagus, dan perusahaan yang sedang beredar rumor ini dan itu, yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Kemudian, biasanya bandar akan mencoba menarik perhatian saham tersebut dengan cara membuat penawaran beli dalam jumlah besar, namun sengaja tidak menaikkan harganya terlebih dahulu, sehingga volume menjadi naik signifikan. Di beberapa hari berikutnya, bandar akan mulai menaikkan harga saham satu-dua poin, dan membuat antrian bid-offer yang tebal. Baca juga: Analisis Volume: Membaca Saham Tidur yang Akan Digoreng
Tujuannya supaya trader kecil dam para scalper trader terpancing untuk masuk dan mulai ikut-ikutan membeli sahamnya. Bandar juga ingin meyakinkan terlebih dahulu apakah ada minat besar dari trader lain atau bandar lain untuk ikut masuk dalam saham yang sedang digoreng.
Jika tidak ada minat besar bandar akan berpikir lagi atau menunda untuk menggoreng saham tersebut. Nah setelah itu, bandar terus mencoba untuk menaikkan harga perlahan-lahan. Katakanlah bandar mulai menggoreng saham di harga Rp100. Bandar saham awalnya akan menaikkan harga ke 101, 102, 103, 104 terlebih dahulu.
Setelah itu, bandar akan jual lagi di 104. Hal ini ditujukan supaya jika ada trader lain yang jual besar di 104, bandar bisa menampung lagi di 102. Aksi tersebut dilakukan secara terus-menerus. Sehingga, dengan cara seperti ini saham2 yang digoreng harganya selalu terkesan dijaga bandar.
Ketika bandar menaikkan harga secara perlahan, bandar sebenarnya sudah memiliki porsi saham dalam jumlah besar di harga bawah, yaitu di harga 100-101. Sehingga, bandar akan berusaha menjaga harga sekian agar tidak jatuh lagi. Setelah bandar benar-benar yakin, bandar baru akan mulai menaikkan harga saham secara drastis.
Itulah yang menyebabkan saham2 tidak likuid bisa naik sapai 20%-an dalam sehari bahkan dalam beberapa hari. Ketika bandar merasa harga saham sudah naik tinggi, bandar akan mengguyur dengan aksi jual besar-besaran secara mendadak yang menyebabkan harga saham langsung turun drastis, dan bisa anjlok sampai 20% dalam sehari.
Jadi, pola main bandar ini bisa dilakukan beberapa minggu atau bahkan sampai berbulan-bulan untuk memancing trader, serta menaikkan harga saham.
Sudah paham sampai disini?
Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa bandar memiliki kesabaran yang luar biasa, memiliki dana besar dan cerdas. Jadi, kalau anda main saham gorengan, anda jangan pernah melawan arus bandar, dan jangan pernah berani bertaruh menyimpan saham gorengan terlalu lama.
Yang jadi pertanyaan: Siapakah bandar saham itu? Mengapa di seminar-seminar saham sering mengajarkan topik tentang bandarmologi, maupum cara mendeteksi pergerakan bandar?
Siapakah yang disebut sebagai bandar saham?
Sebenarnya istilah bandar itu sendiri adalah market maker. Jadi, kalau anda mendengar istilah market maker itulah yang disebut dengan bandar. Singkatnya bandar saham merupakan sekelompok orang atau institusi yang memiliki modal jumbo dan kesabaran yang lebih besar dalam mentradingkan saham-saham tertentu.
Yang jelas, bandar saham tidak dilakukukan secara individual, namun dilakukan secara berkelompok untuk menggerakkan saham tertentu. Dikarenakan mereka memiliki modal besar, mereka bisa dengan mudah menggerakkan harga saham tertentu ke arah yang mereka inginkan. Itulah mengapa mereka disebut sebagai market maker, yang kalau dalam Bahasa Indonesia adalah "penggerak pasar".
Sedangkan institusi dalam hal ini biasanya adalah perusahaan sekuritas asing maupun sekuritas lokal. Kalau anda baca-baca di media online, biasanya selalu disebutkan pembeli dan penjual terbesar untuk saham A, saham B yang notabene berasal dari sekuritas lokal dan asing.
Bagaimana Cara Bandar Menggoreng Saham?
Bandar saham tidak pernah luput dari istilah goreng-menggoreng saham, karena memang itulah pekerjaan bandar saham. Bandar menggoreng saham dengan cara: Mencari pergerakan saham yang kurang likuid atau bahkan saham tidur, dan yang harganya cenderung murah (dibawah 2.000). Harga saham Rp50 sangat mudah untuk menjadi incaran bandar.
Baca juga: Belajar Ilmu Bandarmologi: Akumulasi Saham ENRG. Selain itu, saham-saham yang digoreng bandar umumnya adalah perusahaan yang sedang bermasalah, fundamentalnya kurang bagus, dan perusahaan yang sedang beredar rumor ini dan itu, yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Kemudian, biasanya bandar akan mencoba menarik perhatian saham tersebut dengan cara membuat penawaran beli dalam jumlah besar, namun sengaja tidak menaikkan harganya terlebih dahulu, sehingga volume menjadi naik signifikan. Di beberapa hari berikutnya, bandar akan mulai menaikkan harga saham satu-dua poin, dan membuat antrian bid-offer yang tebal. Baca juga: Analisis Volume: Membaca Saham Tidur yang Akan Digoreng
Tujuannya supaya trader kecil dam para scalper trader terpancing untuk masuk dan mulai ikut-ikutan membeli sahamnya. Bandar juga ingin meyakinkan terlebih dahulu apakah ada minat besar dari trader lain atau bandar lain untuk ikut masuk dalam saham yang sedang digoreng.
Jika tidak ada minat besar bandar akan berpikir lagi atau menunda untuk menggoreng saham tersebut. Nah setelah itu, bandar terus mencoba untuk menaikkan harga perlahan-lahan. Katakanlah bandar mulai menggoreng saham di harga Rp100. Bandar saham awalnya akan menaikkan harga ke 101, 102, 103, 104 terlebih dahulu.
Setelah itu, bandar akan jual lagi di 104. Hal ini ditujukan supaya jika ada trader lain yang jual besar di 104, bandar bisa menampung lagi di 102. Aksi tersebut dilakukan secara terus-menerus. Sehingga, dengan cara seperti ini saham2 yang digoreng harganya selalu terkesan dijaga bandar.
Ketika bandar menaikkan harga secara perlahan, bandar sebenarnya sudah memiliki porsi saham dalam jumlah besar di harga bawah, yaitu di harga 100-101. Sehingga, bandar akan berusaha menjaga harga sekian agar tidak jatuh lagi. Setelah bandar benar-benar yakin, bandar baru akan mulai menaikkan harga saham secara drastis.
Itulah yang menyebabkan saham2 tidak likuid bisa naik sapai 20%-an dalam sehari bahkan dalam beberapa hari. Ketika bandar merasa harga saham sudah naik tinggi, bandar akan mengguyur dengan aksi jual besar-besaran secara mendadak yang menyebabkan harga saham langsung turun drastis, dan bisa anjlok sampai 20% dalam sehari.
Jadi, pola main bandar ini bisa dilakukan beberapa minggu atau bahkan sampai berbulan-bulan untuk memancing trader, serta menaikkan harga saham.
Sudah paham sampai disini?
Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa bandar memiliki kesabaran yang luar biasa, memiliki dana besar dan cerdas. Jadi, kalau anda main saham gorengan, anda jangan pernah melawan arus bandar, dan jangan pernah berani bertaruh menyimpan saham gorengan terlalu lama.