Saham Gorengan: Cara Kerja Saham Pom Pom
Dalam trading saham, anda pasti sering sekali mendengar istilah saham pom pom. Terutama kalau anda join di grup-grup saham, pasti banyak sekali saham-saham yang sedang di pom pom.
Jadi apa itu saham pom pom? Apakah saham seperti itu layak ditradingkan? Kenapa di grup-grup banyak direkomendasikan untuk membeli saham-saham pom pom?
Intinya saham pom pom itu adalah SAHAM GORENGAN alias junk stock alias saham-saham lapis tiga (third layer). Yup, jadi kalau anda sering baca-baca tulisan di web Saham Gain ini, saya sudah sering membahas saham-saham gorengan. Pelajari juga: Saham Gorengan.
Maka, istilah saham pom pom ini sebenarnya ya nyaris sama dengan saham gorengan. Tapi saham pom pom adalah saham yang SEDANG AKTIF-AKTIFNYA DINAIKKAN dengan cepat oleh BANDAR SAHAM.
Lalu, bagaimana mekanisme saham yang di-pom pom tersebut?
'Pom' berasal dari kata 'pump' yang artinya adalah memompa. Suatu benda (katakanlah bola basket) kalau dipompa pasti ukurannya akan semakin besar dalam waktu cepat. Jadi saham pom pom adalah saham yang dipompa agar harganya naik semakin tinggi dalam waktu singkat. Siapa yang memompa sahamnya? Tentu saja bandar saham.
Bandar saham, dalam hal ini bisa perusahaan sekuritas atau beberapa kelompok tertentu (tentu dengan modal besar) berencana menaikkan harga Saham A dengan cara menyebarkan sentimen dan rumor tertentu, biasanya dilakukan melalui grup.
Atau bandar biasanya hanya memberikan 'arahan' bahwa Saham A akan naik, ke harga sekian. Padahal jelas sekali bahwa saham A adalah saham yang tidak likuid, teknikalnya nggak jelas, pergerakan harga sahamnya sering tidak beraturan. Tujuannya, tentu saja trader2 ritel akan ikut membeli saham A, sehingga memudahkan bandar untuk mentransaksikan sahamnya.
Dengan cara seperti ini, sang bandar akan lebih mudah membeli dan menjual sahamnya sendiri (melalui "bantuan" trader ritel yang ikut trading), dan bandar punya kesempatan untuk terus menaikkan harga saham di harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga awal. Aksi menaikkan harga saham secara cepat inilah yang dinamakan dengan aksi pom-pom / pump ('memompa' harga saham).
Perlu diingat juga, bahwa bandar bisa membeli dan menjual saham menggunakan rekening saham dengan nama lain (yang mentradingkan sebenarnya orang2 / pihak yang sama). Itulah mengapa seringkali saham gorengan harganya terlihat bisa bergerak begitu cepat, padahal transaksinya tidak likuid, dan sepertinya saham gorengan harganya bisa diatur dengan mudah secara cepat.
Hal ini dikarenakan banyak 'transaksi semu' yang sebenarnya dilakukan oleh bandar yang sama, hanya menggunakan rekening yang berbeda nama.
Nah ketika saham A sudah naik tinggi, dan di saat bersamaan semakin banyak trader2 ritel yang masuk di saham A, karena trader2 yang sebelumnya diajak membeli melalui grup2 saham, berpikir:
"Wihh beneran naik tinggi nih. Kayaknya saham A ini bakalan naik lagi. Kalau nggak beli sekarang, bisa ketinggalan kereta. Ikutan ah, udah banyak trader lain yang dapat profit di Saham A ini."
Secara tidak disadari, trader2 ritel ikut "membantu" bandar untuk pom pom saham di harga yang sudah tinggi. Jadi katakanlah saham A sebelumnya hanya di Rp80, setelah di pom pom bandar harganya jadi Rp92.
Setelah itu, banyak trader ritel ikutan masuk, dan sahamnya naik lagi jadi Rp97. Di sisi lain, sebenarnya masih ada bandar-bandar yang memasang bid (beli) pada harga Rp91, Rp92. Jadi kalau sudah naik ke Rp97, artinya bandar yang pasang bid di harga Rp91 pun sudah untung banyak.
Ketika saham A sudah beneran naik tinggi sesuai harapan bandar, bandar kemudian akan melakukan aksi jual saham secara besar-besaran, sehingga harganya turun secara drastis tanpa ampun. Bahkan kalau bandar sudah jual besar-besaran, harga saham bisa turun puluhan - ratusan persen.
Dan kalau bandar sudah nggak tertarik menaikkan alias pom pom lagi sahamnya, maka ya sudah, sahamnya akan berada di harga itu-itu saja dalam waktu lama.
Itulah kenapa buanyaaak trader ritel yang selalu mengeluh: "Sahamku nyangkut di harga puncak. Begitu dibeli, langsung anjlok parah sahamnya."
Setelah saya cek, ternyata saham yang dibeli adalah saham2 lapis tiga, yang dari chartnya sudah di pom pom bandar (karena naik tinggi secara masif dalam waktu singkat).
Karena banyak trader yang sudah terjebak membeli saham pom pom melalui "arahan" di grup, dan tidak sedikit trader yang ketinggalan kereta akhirnya membeli saham di harga puncak dan secara tidak sadar mereka membantu bandar untuk melakukan pom pom saham juga.
Di saat itulah bandar melihat banyak trader masuk di harga agak atas, dan sahamnya naik semakin tinggi, bandar langsung jual secara besar-besaran. Turunlah sahamnya secara drastis, dan trader2 yang sudah beli saham di harga atas, banyak yang nggak sempat jualan.
Saham yang di pom pom umumnya saham lapis tiga, karena saham2 lapis tiga memiliki market cap yang kecil dan biasanya nominal harga sahamnya juga sangat rendah, sehingga likuiditasnya juga kecil.
Hal inilah yang membuat bandar lebih mudah melakukan pom pom pada suatu saham, karena kalau bandar ingin pom pom di saham blue chip misalnya, maka akan jauh lebih sulit dilakukan, karena di saham2 blue chip dan saham2 likuid, peminatnya (trader ritel) banyak, dan saham2 blue chip nominalnya cenderung mahal dibandingkan saham2 gorengan.
Banyak trader yang mencari saham2 murah (dibawa Rp500, atau bahkan cuma Rp100-an) dengan tujuan dapat untung cepat, banyak dengan modl sekecil mungkin. Momen seperti inilah yang dimanfaatkan bandar untuk "merekomendasikan" pada trader2 ritel saham2 yang akan di pom pom.
Hal inilah yang membuat bandar lebih mudah melakukan pom pom pada suatu saham, karena kalau bandar ingin pom pom di saham blue chip misalnya, maka akan jauh lebih sulit dilakukan, karena di saham2 blue chip dan saham2 likuid, peminatnya (trader ritel) banyak, dan saham2 blue chip nominalnya cenderung mahal dibandingkan saham2 gorengan.
Banyak trader yang mencari saham2 murah (dibawa Rp500, atau bahkan cuma Rp100-an) dengan tujuan dapat untung cepat, banyak dengan modl sekecil mungkin. Momen seperti inilah yang dimanfaatkan bandar untuk "merekomendasikan" pada trader2 ritel saham2 yang akan di pom pom.
PELAJARAN PENTING DARI SAHAM POM POM
Mengingat banyak trader ritel yang sering terjebak di saham pom pom, maka ada baiknya kita semua mengambil pelajaran penting dari saham pom pom yang berisiko tinggi:
1. Jangan mudah percaya dengan rekomendasi2 di grup2 saham
2. Waspadai rekomendasi saham gorengan
3. Semakin banyak saham gorengan di-blow up, risiko di pom pom semakin besar
4. Selalu analisa saham sebelum membeli
5. Prioritaskan di saham2 likuid
6. Pahami analisa teknikal & fundamental sebelum anda beli saham
7. Jika ingin trading saham pom pom, anda harus disiplin take profit & cut loss
Mengingat banyak trader ritel yang sering terjebak di saham pom pom, maka ada baiknya kita semua mengambil pelajaran penting dari saham pom pom yang berisiko tinggi:
1. Jangan mudah percaya dengan rekomendasi2 di grup2 saham
2. Waspadai rekomendasi saham gorengan
3. Semakin banyak saham gorengan di-blow up, risiko di pom pom semakin besar
4. Selalu analisa saham sebelum membeli
5. Prioritaskan di saham2 likuid
6. Pahami analisa teknikal & fundamental sebelum anda beli saham
7. Jika ingin trading saham pom pom, anda harus disiplin take profit & cut loss